Balige, Miss u always..

Setelah sebelum nya saya menulis tentang kampung halaman saya di Haranggaol (dari pihak orang tua laki-laki), kini saya menulis tentang kampung halaman dari ibu saya: Balige, Tobasa, Sumatera utara Indonesia.

Pasar Balige

Kebetulan sebelum saya menulis artikel ini, seminggu sebelumnya saya baru mampir ke kota yang berhawa sejuk ini.Nah disini saya ingin menceritakan pengalaman saya saat berada di Balige.

Saya berangkat tepatnya hari Sabtu, tanggal 10 maret 2012 dari kota kelahiran saya di Pematang siantar kira-kira pukul 03.00 Sore dengan menumpang bus L300. Sepanjang perjalanan saya menikmati pemandangan alam Khas Bona pasogit sumatera utara,

Parapat

jalananan yang menyusuri lereng perbukitan Bukit Barisan, Sampai menyusuri Danau Toba.

Telah lama saya merindukan kota Balige, Karena begitu banyak kenangan-kenangan indah masa kecil saya disini. Dahulu, jika ada keperluan/acara adat disini, saya pasti selalu dibawa serta oleh orang tua maupun ompung saya (sekarang ga lagi, nga matoras katanya, heheheh :D)

Sekitar Pukul 6.15 Sore saya tiba di Balige.Saya turun di daerah Hinalang dan disambut oleh seorang wanita yang telah lama mewarnai hari-hari saya, dia adalah kekasih juga pariban saya, (putri dari paman saya) Ibu saya boru Silalahi, hahahha… masih ada diantara para pembaca yang menjalin hubungan dengan boru tulang???, mungkin sudah jarang yah..

Setelah itu kami menuju rumah Bpk.Pdt Hutagalung, disitu saya bertemu juga dengan Bapak Pdt.D. Datubara, keduanya adalah hamba tuhan yang melayani di di Gereja HKBP Hinalang Bagasan, Balige. Saya menginap di rumah Bapak Pdt. D. Datubara. Sebelum tidur saya sempat keluar bersama Si Boru Tulang, sekedar untuk menikmati suasana malam dibalige, kami singgah di daerah dekat pasar, tepatnya di depan Tugu Raja Sonakmalela.

Didepan Tugu ini terdapat warung bandrek susu, yang saya cari. Selesai menikmati bandrek, kami pun pulang.

Disaat bangun dipagi hari saya sempat berjalan-jalan kecil di sekitar komplek gereja HKBP hinalang bagasan, untuk merasakan hawa sejuk khas balige yang sudah lama saya tidak pernah rasakan lagi, yang membuat saya teringat masa-masa kecil saya dulu waktu dikota ini. saya juga mengabadikan beberapa gambar disekitar rumah Bapak Pdt:



Setelah mengikuti kebaktian minggu di gereja, saat nya saya untuk mengelilingi kota ini, sekaligus bernostalgia mengenang masa-masa dulu, bersama boru lahi tentunya, Hhahahaha…

Tempat yang pertama saya kunjungi adalah Tampahan , Kami kesana melewati Lumban silintong, tempat wisata rekreasi di pantai Danau toba, tidak jauh berbeda dengan parapat, disini anda dapat menikmati sejuknya air danau toba, atau sekedar menikmati hembusan angin sambil duduk santai.

Setiba nya di penatapan Tampahan saya disuguhi lukisan alam yang teramat menakjubkan, Tempat ini adalah tempat favorit saya untuk menikmati kemegahan Danau Terbesar di Asia Tenggara ini, saya sangat menyarankan tempat ini, jika anda sangat menyukai memandang/menatap indah nya alam. Dari tempat ini mata begitu bebas memandang.

Indahnya Danau Toba dari penatapan @ Tampahan

Mungkin dari Dolok Tolong lebih indah lagi, tapi karna waktu yang terbatas, terpaksa saya hanya menikmati nya dari sini.

Setelah puas menikmati pesona Danau Toba dari Tarabunga, saya lalu singgah ke Museum Batak (TB. Silalahi Center).

Terlebih dahulu saya ke museum pribadi Bpk. TB.Silalahi, disini kita bisa mendapati berbagai macam barang peninggalan milik Putra asli Balige ini.


Dari sosok Bapak TB. Silalahi kita dapat mencontoh banyak hal, khusunya bagi kita orang Batak, untuk tidak melupakan asal-muasalnya, dan mau membangun/memajukan kampung halaman kita.

Masih dikomplek TB.Silalahi Center, saya melanjutkan kunjungan ke Museum Batak.

Museum yang ber asrsitektur modern ini daoat kita jumpai berbagai macam Instrumen adat dari semua suku batak, Yaitu: Batak Toba,Simalungun, Karo, Mandailing, Maupun Pakpak.

Namun ada yang kurang, terakhir kali saya kesini rumah bolon masih ada, tapi museum batak nya belum selesai dibangun, kini rumah bolon yang dulu berdiri megah, telah tiada lagi, namun Gedung Museum nya telah selesai, setahu saya musnah karena kebakaran setahun yang lalu.

Dikomplek TB.Center ini kita juga dapat ke “Huta batak”,


Dimana Huta batak adalah miniatur suatu perkampungan batak dijaman dahulu, disini kita dapat menemukan berbagai macam rumah batak tempo dulu.

Berada di huta batak seperti membawa kita kembali ke suasana jaman dulu kala, dimana adat batak masih begitu kental di kehidupan kita. Anda juga bisa menemukan patung sigale-gale yang bisa manor-tor disini, jadi bukan hanya ada di samosir.

Sekitar pukul 04.00 Sore saya mengakhiri perjalan saya, Setelah berpamitan ke Bapak Pdt. Hutagalung dan Bapak Pdt.D.Datubara, saya pun bergegas pulang, berat rasanya untuk meninggalkan kota ini, Si Pariban yang setia menemani saya dari tadi pun berwajah sendu ketika mengantarkan saya pulang, “tenang ma ho hasian, dang boi au lupa tu ho….” hahahaha.. dan dia pun tersenyum.

Sebenarnya masih banyak hal ingin saya lakukan disini. Namun dikarenakan waktu, semua menjadi tidak memungkinkan. lain kali saya pasti kembali, karena apa?? Karena separuh hati saya ada disini, digenggam si Boruni Tulang hehehehhe…
BALIGE, I MISS U ALWAYS…

Bagaimana, apakah para pembaca pernah ataupun ingin ketempat yang saya sebutkan diatas? Silahkan komentarnya..

Terima kasih.

13 comments on “Balige, Miss u always..

  1. Lae, saotik koreksi lae dang panatapan tarabunga i lae, ale nga tampahan i, beda dope molo penatapan tarabunga, di sabolanai dope jala umbagak do view na.

  2. Aduh…aku jadi merasa bersalah, waktu tahun 2012 pulang ke Balige tapi semua foto yang diambil dengan hp ku hilang dicuri orang, makasih ya…aku juga cinta Kota Balige, kota kelahiran papi dan mami ku….

  3. Mauliate ate Yanray di informasimon…las roha alana dohot do ho mampopulerhon Balige….jadi molo mulak hami bulan Juli on nungga huboto tempat angka na porlu di kunjungi……ternyata godang do tempat tempat na bagak siberengon di son…mauliate da….horas…

  4. Balige dan semua kampung yang mengelilingi danau toba sesungguhnya indah semua hanya manusia yang tinggal disana yang membuat keindahan itu mulai hilang. Dan yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah setempat. Hitunglah berapa bupati Tobasa yang sdh dijerat korupsi…Maila au.. Taukah ito2ku sekalian, di Balige sulit mencari tali air untuk mengairi sawah…Itupun tidak bisa diberikan pemda…Tidak ada lagi lumbung padi opungku yang sebesar rumah ditahun 70an dulu..Padi hanya berdiri tetapi tidak berisi. Tidak ada lagi “beras balige” yang wangi tempo doeloe itu.. Saya justru sedih setiap pulang ke Balige, tidak ada lagi suasana kampung. Dan taukah kalian, narkoba sangat banyak di Balige..Sala ni ise do i?
    Alai dang boi huhaishon, aha pe namasa Balige tong do hutaku. Disido simin ni damang dainang. Hipas be ma hita nadi pangarantoan on dohot sude sisolhot na di huta.

Tinggalkan komentar